News Update :

Berita Media

Kiprah PKS

Taujih

Kabar PKS DPRa Benda Baru

Kiprah Bidang Perempuan Benda Baru

Kiprah Bidang Kaderisasi

Digawangi

Kiprah Bidang Kepanduan dan Olah Raga

Di Komandani oleh Didin

Bayanat dan Taklimat

Dunia Nasyid

Dunia Islam

BERITA TERBARU

Presiden PKS Sowan ke Majalah GATRA

Rabu, 20 Februari 2008

Rabu, 20/02/2008
Presiden PKS Sowan ke Majalah GATRA
Tifatul Sembiring tidak setuju jika TP2LS DPR RI mengatakan Lumpur Lapindo adalah bencana alam. “Sudah jelas-jelas itu akibat pengeboran minyak, kok disebut bencana alam. Gak ada hubungannya antara pengeboran minyak dengan gempa bumi,” katanya di Kantor GATRA Jl Kalibata Timur No.IV No.15 Jakarta.

PK-Sejahtera Online: Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ir H Tifatul Sembiring, Rabu(20/2), siang mengunjungi Majalah Mingguan GATRA. Kunjungan tersebut dalam rangka memenuhi undangan yang disampaikan GATRA beberapa waktu yang lalu. Dalam kunjungan itu, Presiden PKS ditemani oleh Ketua DPP Badan Kehumasan A Mabruri MA, Ketua DPP Bidang Ekuintek DR Sohibul Iman, Ph.D, Ketua DPP Bidang Polhukkam Ir H Untung Wahono dan Ketua DPP Badan Pemenangan Pemilu Razikun.

Sementara itu, rombongan PKS disambut langsung oleh Pimpinan Redaksi GATRA Budiono Kartohadiprojo, Wakil Pemred Putut Trihusodo, Redaktur Pelaksana Heddy Lugito beserta seluruh awaknya.

Dalam diskusi ramah tersebut, dibahas masalah-masalah terkini permasalahan bangsa. Diantaranya adalah masalah lumpur Lapindo, target PKS pada pemilu 2009 dan pencalonan presiden dari PKS.

Tifatul Sembiring tidak setuju jika TP2LS DPR RI mengatakan Lumpur Lapindo adalah bencana alam. “Sudah jelas-jelas itu akibat pengeboran minyak, kok disebut bencana alam. Gak ada hubungannya antara pengeboran minyak dengan gempa bumi,” katanya Kantor GATRA Jl Kalibata Timur No.IV No.15 Jakarta..

Soal target Pemilu 2009, Presiden PKS menyatakan tetap pada amanat Munas PKS 2005 yakni 20 persen. “Namanya juga target politik yaa harus besar. Tapi bagi PKS itu(20 persen) sudah sangat realistis,” katanya.

Bahkan, Tifatul melanjutkan, jika dihitung seluruh target partai-partai pada Pemilu 2009, jumlahnya 165 persen. “Kalau tercapai 20 persen, amanat Munas PKS mencalonkan(presiden),” katanya dihadapan awak GATRA.

Usai diskusi, Presiden PKS bertukar cinderamata dengan pendiri GATRA, Mohammad (Bob) Hasan.

B A Y A N A T

Rabu, 13 Februari 2008

BAYANAT PENYELENGGARAAN SIDANG MAJELIS SYURA DAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL DI BALI PADA 1-3 PEBRUARI 2008

PENDAHULUAN
  1. Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada rapatnya tanggal 7 Januari 2008, yang dihadiri oleh Ketua Majelis Syura, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat, Presiden Partai, Ketua Dewan Syariah Pusat, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum telah memutuskan bahwa kegiatan Sidang Majelis Syura (MS) ke-9 dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2008 dilaksanakan di Bali pada 1-3 Pebruari 2008.
  2. Keputusan pemilihan tempat tersebut dibuat senafas dengan perkembangan pemikiran partai ke arah pemenangan pemilu 2009.
  3. Penjelasan (bayanat) ini dibuat untuk mempermudah dan menjelaskan konsep acara serta publikasi kegiatan tersebut kepada kader dan simpatisan.
  4. Alasan pemilihan dikelompokkan kepada kepentingan Internal dan Eksternal.

ALASAN INTERNAL

  1. Mengokohkan dakwah Islam di Bali dan menegaskan komitmen dakwah kita, bahwa seluruh jengkal tanah air Republik Indonesia adalah teritori yang utuh dari medan dakwah PKS.
  2. Mengokohkan posisi kader PKS di Provinsi Bali yang berjumlah sekitar 5.775 orang dan kader yang berjuang di daerah-daerah minoritas.
  3. Mengokohkan posisi minoritas ummat Islam di Bali yang jumlahnya sekitar 323.853 (9%) dari 3.442.600 orang penduduk Pulau Bali.
  4. Mengokohkan soliditas dan mobilitas PKS serta daya jangkau dakwah kita ke seluruh penjuru tanah air Republik Indonesia.
ALASAN EKSTERNAL
  1. Menegaskan pengakuan PKS kepada pluralitas dan keanekaragaman agama, suku dan budaya bangsa Indonesia, dan berupaya menjadikannya sebagai sumber kreativitas kolektiv kita sebagai bangsa.
  2. Dalam konteks keIndonesiaan, kehadiran PKS di Bali juga merupakan penghargaan kepada minoritas dan komitmen PKS untuk memberikan keadilan bagi semua warga Negara Republik Indonesia tanpa membedakan agama, suku dan golongannya.
  3. Menegaskan komitmen PKS untuk ikut serta menciptakan perdamaian di seluruh wilayah Republik Indonesia, dan mengakhiri segala bentuk penggunaan kekerasan dan terorisme atas nama agama, mengakhiri konflik antar agama serta mempertahankan Bali sebagai halaman rumah Indonesia yang damai dan tentram.
  4. Menegaskan komitmen PKS untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jakarta, 14 Muharram 1429 / 23 Januari 2008

Tanggapan tulisan “antara Bali dan Gaza”

Tanggapan tulisan “antara Bali dan Gaza” oleh Rizki Ridyasmara http://www.eramuslim.com/

*Oleh Syukri Wahid*


Dua hari menjelang keberangkatan saya ke Bali mewakili Balikpapan dalam acara mukernas PKS, sahabat saya menyampaiakan sms dan tulisan mengenai tanggapan tentang acara tersebut, baik yang ditulis oleh media maupun bebas perorangan, isinya beragam bisa positif dan negatif, tapi hari itu saya membaca tulisan yang dibuat oleh akhuna Rizki dalam eramuslim.com yang membuat saya terdorong untuk menulis sedikit mengenai hal ini, tulisan ini bukanlah untuk mencari pembelaan saya dan semua ikhwah yang diundang ke “Bali”, namun semangat untuk saling menasihatilah yang membuat saya harus menulisnya.


Setidaknya ada beberapa poin yang menjadi sudut pandang tersendiri oleh akh Rizki dalam tulisannya itu, namun yang menjadi titik sentral adalah mengkomparasikan apa yang kita” buat” di Bali dengan nasib saudara kita di Palestina sana dan itulah yang menjadi judul tulisan beliau “antara Bali dan Gaza”, namun ijinkan saya menyampaikan sebuah sudut pandang yang boleh jadi benar, boleh jadi salah, tapi ini bukan bicara benar dan salah, namun ini mengenai cara kita memandang sebuah kebijakan.

* a. Kita dan kehidupan berjama’ah*

dalam kehidupan kita berjama’ah kita pasti akan mengalami dinamika berjama’ah itu sendiri, kita adalah bagian dari jama’ah tersebut, sehingga kita juga adalah bagian dari dinamika tersebut. Memang dalam kehidupan kita berjama’ah ada satu karakter yang harus kita siapkan adalah menyiapkan ruang yang besar dalam jiwa dan pikiran kita, sebuah ruang yang saya sebut dengan “ruang kebersamaan” namun mungkin bahasa yang tepat adalah ruang ego kita jangan terlalu besar dari ruang tersebut. Hal ini menjadi penting sebagai tabungan kita jika ada persoalan atau kebijakan yang tidak sesuai dengan kemauan kita.
Umar bin Khattab dalam buku *tarikh khulafa* yang ditulis oleh imam as suyuthi, mengatakan ketika Nabi memutuskan untuk menerima perundingan dan menyepakati isi yang ditawarkan pihak Quraisy Makkah ketika terjadinya perjanjian Hudaibiyah tahun 6H, sampai-sampai beliau mengatakan kepada Nabi, *"bukankah engkau adalah Rasul Allah"*? Ini adalah pertanyaan bisa lahir dari “goyangnya ketsiqohan” terhadap qiyadah.
Bali adalah bagian dari strategi bukan bagian dari tujuan, tujuan kita berjama’ah sudah sangat jelas. Menerima keputusan mengapa harus diBali memang pasti banyak tanggapan, tetapi tidak sebanyak tanggapan semua sahabat kepada Nabi dalam peristiwa Hudaibiyah, sampai instruksi Nabi kepada sahabat untuk melakukan *tahallul *dan menyembelih hewan tidak direspon saat itu, sampai Nabi harus mencukur dan menyembelih hewan kurbannya sendiri.

*b. Tanah benda netral*

* *Tanah itu benda netral, yang bisa menyebabkan dia bisa menjadi hamparan baik dan buruk adalah orang yang hidup diatasnya. Ulama sirah kita berkata, bahwa Nabi dan rasul itu pasti akan dirinkan kepada kaum atau tempat yang paling bobrok akhlaknya. Nabi Muhammad SAW diturnkan kepada masyarakat jahiliyah Quraisy, sehingga dalam hadits yang diriwayatkan imam Malik, Nabi bersabda,*” innama buitstu liutammima makaarimal akhlaaq"* , sesungguhnya aku diutus kepada manusia untuk menyempurnakan akhlaq.
Sangking rusaknya akhlaq mereka, tidak segan-segan ketika *tawaf*mengelilingi ka’bah pun mereka “telanjang” dan ada yang sampai betul-betul “polos” tanpa busana, mereka tidak sedang berjemur disana, namun didepan tempat yang paling suci “baitullah” mereka telanjang, dalam *siroh* yang ditulis oleh DR.Mahdi Rizkullah Ahmad, ketika ditanya mengapa telanjang, mereka menjawab, ketika kami dilahirkan dalam keadaan suci oleh ibu kami dalam keadaan tidak berbusana, maka sekarang kami tawaf tanpa busana agar dosa-dosa kami diampuni oleh Allah SWT”.
Bayangkanlah suatu saat di pulai dewata itu, diatasnya tumbuh dan berkembang “manusia-manusia” baru yang akan mempositifkan Bali yang sudah terlanjur menjadi daerah wisata mancanegara, bagaimana jika da’wah memenangkan kekuasaan di Indonesia, Bali mau kita apakan? Atau mungkin kita lepaskan saja Bali dari Indonesia karena dia adalah kota maksiat, tapi apakah Nabi melepaskan makkah, karena alasan masyarakatnya rusak?
Ketika syariat Haji turun, maka Nabi mengirim rombongan Haji perdana sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abu Bakar ra, rombongan ini akan bergabung dengan rombongan Haji dari kaum musyrik yang juga masih melestarikan ibadah Haji sepeninggalan Nabi Ibrahim as, bisa antum bayangkan satu musim haji namun ada dua model Haji didalamnya, Haji versi Islam dan Haji versi jahiliyyah, yang sekalilagi ada tawaf yang dengan telanjang pada saat itu, namun turunlah surat at taubah ayat 1 s/d 6 yang kemudian Nabi SAW meminta Ali bin abu thalib menyusul rombongn Haji yang telah berangkat. Ketika wukuf dipadang arafah maka Ali berpidato menyampaikan keputusan Nabi, diantara poin keputusan adalah untuk melarang lagi kaum musyrikin Naik Haji tahun berikutnya dan tawaf dalam keadaan telanjang, berarti setelah penaklukan kota Makkah tahun 8 H, Nabi tidak langsung mengeluarkan ultimatum tersebut, kejadian ini terjadi setelah perang tabuk tahun 9 H, sudah 2 kali musim Haji setelah penaklukkan Makkah, disitu ada pelajaran “waktu untuk menyiapkan melakukan ultimatum” da’wah, kita butuh kekuatan itu , dan yang penting lagi kita harus menyiapkan mereka menerima ultimatum kita, apakah setelah pidato keputusan Ali tiba-tiba rombongan haji Jahiliyah melakukan kegaduhan? Melakukan perlawanan? Tidak, mereka menerima sepenuhnya. bisa dilihat di semua buku sirah.

*c. Kekuatan untuk palestina *

* *Dari Bali para qiyadah kita akan menyusun strategi meraih kemenangan da’wah, menyusun rencana strategis agar da’wah bisa dikawinkan dengan Negara, menyusun langkah-langkah nyata mentiapkan rijaal da’wah untuk menempatkan mereka pada tempat-tempat penting, agar “tanah” dimana dia berpijak menjadi positif. Kita ingin memasukim *mihwar daulah,* karena dengan bernegara banyak hal yang kita bisa lakukan.
Dari Bali kita mencita-citakan kemenangan, yang dengan kemenangan itu kita mendapat kekuasaan, yang dengan kekuasaan itu kita bisa melakukan lebih banyak lagi untuk saudara-saudara kita di Palestina dan bumi Islam lainnya. Kita perlu legitimasi Negara untuk memuluskan agenda-agenda da’wah dikancah Nasional apalagi Internasional.
Sampai hari ini, tanpa bermaksud ujub, kita masih terdepan dalam aksi solidaritas Palestina, Qiyadah kita selalu mengatakan 3 D untuk Palestina, Doa,dana dan demonstrasi. Namun jika kita memiliki kekuatan dan kekuasaan Negara, lebih banyak lagi yang bisa kita lakukan, bayangkanglah kapan kita bisa memberikan advokasi politik di pergaulan Intersional, kapan kita bisa mengirimkan pasukan misi garuda kita untuk Palestina, kapan kita bisa mengeluarkan infak APBN untuk negara Palestina, semua itu dari kekuatan dan Negara dan untuk itulah kita bermukernas, tetap hati kita kesana akhi. Dari Bali kita menyusun kekuatan untuk saudar kita di Palestina.

*e. Ikhlaskan niat*

* *Saya sedikit terusik dengan tulisan media mengenai rihlah atau piknik, mungkin ini efek keterbukaan, tapi saya Cuma mengingatkan diri dan antum semua bahwa kafilah jihad ini sudah panjang, ada niat piknik dan ada niat da’wah, sebagaimana sabda Beliau dalam hadits ar ba’iin imam ana nawawi, *"sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya, barangsiapa yang hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya, namun barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia dan atau wanita yang ingin dinikahinya, maka dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan tersebut”.*
* *Mari jaga keikhlasan kita semua, baik yang berangkat kesana maupun yang tidak berangkat, ikhlas dalam segala hal adalah senjata yang paling kita butujkan disini, karena seburuk-buruk akhlaq “di Bali” tidaklah lebih buruk dari masyarakat jahiliyah dahulu, dan sebaik- baik kita sekarang, tidaklah lebih baik dari Rasulillah SAW.

Jumat, 01 Februari 2008

PKS Gelar Mukernas di Bali Jum'at hingga Ahad(1-3 Februari).

Ribuan Kader PKS Serbu Pulau Dewata

DENPASAR—MI: Ribuan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama anak-istri dan anggota keluarga mereka lainnya menyerbu Bali, bertepatan dengan penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pulau Dewata.”Kami sampai kewalahan menangani keperluan penginapannya.

Peserta Mukernas bersama keluarganya berdatangan lebih awal untuk sekalian piknik,” kata Ketua Departemen Dakwah Wilayah NTB-NTT DPP PKS Dwi Triyono di Denpasar, Rabu (30/1).


Karena kamar hotel yang disediakan di Sanur hanya dikhususkan bagi pengurus PKS, baik dari DPP, DPW, maupun DPC, maka anggota keluarga yang ikut serta terpaksa harus dibantu mencarikan hotel di sekitar lokasi mukernas, katanya.

Untuk keperluan mukernas yang sekaligus mendeklarasikan keberadaan PKS sebagai partai terbuka, tidak lagi hanya melibatkan umat Islam itu, disediakan tiga hotel, yakni Inna Grand Bali Beach, Sanur Paradise, dan Sanur Beach.

Menurut Triyono, fasilitas penginapan yang disediakan hanya untuk sekitar 2.000 peserta, baik dari DPP, 33 DPW berjumlah 330 orang, 820 pengurus DPC, 200 pengurus DPW/DPC di Bali, 45 anggota DPR dari PKS, selain Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu dari PKS.

Untuk menandai keberadaan PKS sebagai partai terbuka, seluruh peserta mukernas akan mengenakan destar atau udeng, sebagai salah satu ciri khas budaya masyarakat Bali.

Anggota keluarga pengurus PKS, seperti dari Jakarta, Bandung, Sumatra, dan Kalimantan, yang telah berdatangan, walaupun mukernas baru akan dibuka Jumat (1/2) malam, dicarikan hotel yang ada di sekitar lokasi kegiatan tersebut dengan biaya sendiri.

“Konfirmasi mendadak datang lebih awal dan membawa banyak anggota keluarga inilah yang cukup merepotkan untuk membantu mencarikan hotelnya. Tapi ini sekaligus juga menguntungkan, karena berarti lebih meramaikan kunjungan wisatawan domestik ke Bali,” kata Triyono yang alumnus Universitas Udayana.

Anggota keluarga pengurus PKS umumnya telah merancang sejumlah rencana melalui perusahaan biro perjalanan untuk mengunjungi berbagai objek wisata di Bali. “Program pikniknya lumayan lama, sampai penutupan Mukernas Minggu (3/2), sehingga akan banyak yang bisa dikunjungi,” tambahnya. (Ant/OL-01)

Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Kunjungi Puri Bali

Denpasar- Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bersama sejumlah tokoh Partai Keadilan Sejahtera, dijadwalkan mengunjungi Puri Satria, Puri Kesiman dan Puri Pemecutan, yang berada di sekitar Denpasar, Bali, Kamis sore.

Silaturahmi ke tokoh-tokoh keturunan keluarga kerajaan di Bali tersebut mengawali penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pulau Dewata, dijadwalkan dibuka Jumat (1/2) malam di kawasan Pantai Sanur.
Menurut Ketua Departemen Dakwah Wilayah NTB-NTT DPP PKS, Dwi Triyono, SH, Kamis pagi,


silaturahmi ke totoh-tokoh puri itu sekaligus menandai keberadaan PKS sebagai partai terbuka, berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang ditetapkan Nopember 2007.
Hidayat Nur Wahid bersama Ketua Majelis Syuro DPP PKS KH Hilmi Aminudin, Ketua Dewan Syariah Dr Surahman, Ketua MPP (majelis pertimbangan partai) Dr Suharna dan Presiden PKS Tifatul Sembiring, dijadwalkan tiba di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 14.00 Wita.
Berdasarkan agenda yang disampaikan Pusat Pelayanan Media Mukernas di Sanur, kedatangan tokoh-tokoh PKS tersebut akan disambut dengan acara pemakaian destar atau udeng khas Bali.
Pemakaian udeng sebagai simbol adat dan budaya masyarakat Hindu Bali tersebut, menurut Triyono, sekaligus sebagai pencerminan bahwa PKS yang telah berubah menjadi partai terbuka, berharap dukungan dan keikutsertaan masyarakat Hindu maupun non muslim lainnya.
Dari Bandara Ngurah Rai, rombongan akan terus melakukan kunjungan ke tiga puri tersebut, selain bersilaturahmi ke HS Habib Adnan, salah seorang tokoh Islam yang beberapa periode menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali.
Mukernas PKS yang akan diikuti sekitar 2.000 peserta kalangan pengurus partai ini dari seluruh daerah di Indonesia, dijadwalkan berlangsung hingga Ahad (3/2).

Sumber: RepublikaUrl: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=321801&kat_id=23


Entri Populer

Kolom

Pemilu dan Pilkada

 

© Copyright PKS Bersama Melayani Rakyat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.