News Update :

Berita Media

Kiprah PKS

Taujih

Kabar PKS DPRa Benda Baru

Kiprah Bidang Perempuan Benda Baru

Kiprah Bidang Kaderisasi

Digawangi

Kiprah Bidang Kepanduan dan Olah Raga

Di Komandani oleh Didin

Bayanat dan Taklimat

Dunia Nasyid

Dunia Islam

BERITA TERBARU

Ta'limat : SERUAN MEMULIAKAN GURU

Selasa, 25 November 2008

Seruan Memuliakan Guru

PK-Sejahtera Online: Dalam rangka Hari Guru Nasional 2008, diinstruksikan kepada seluruh kader Partai Keadilan Sejahtera untuk melaksanakan Gerakan Nasional PKS Memuliakan Guru dalam rentang waktu Senin-Ahad, 24-30 Nopember 2008. Isi gerakan nasional tersebut adalah :

  1. Memuliakan guru melalui gerakan silaturahmi seluruh kader untuk mengunjungi guru ke rumah atau kantornya
  2. Memuliakan guru melalui gerakan silaturahmi elemen struktur PKS untuk mengunjungi Organisasi Guru yang berada di tingkat provinsi, kabupaten/kota, atau kecamatan.
  3. Memuliakan guru melalui gerakan menyemangati profesi guru dengan cara pemasangan spanduk syair penghormatan pada profesi guru yang dilakukan oleh struktur DPD/DPC, mis: (a) Kami bangga menjadi Guru, (b) Guru, Pahlawan sejati pendidik anak negeri, (c) Bagi Kami, Guru adalah PAHLAWAN SEJATI
  4. Memuliakan guru melalui gerakan memberikan kado/hadiah kepada guru. Atau memberikan Sembako kepada keluarga Guru yang tergolong mustahik.
  5. Memuliakan guru melalui gerakan mobilisasi doa untuk para guru agar mereka tetap eksis memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan anak bangsa.
  6. Memuliakan guru melalui gerakan bakti sosial: memperbaiki, membersihkan atau melengkapi rumah Guru
  7. Memuliakan guru melalui dukungan dan advokasi atas perjuangan guru untuk memperoleh peningkatan martabat: kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan.
  8. Memuliakan guru melalui pemberian penghargaan kepada guru yang berdedikasi, berprestasi pada tingkat DPW atau DPD.

PKS Ajak Memuliakan Guru

Peringatan Hari Guru

PKS Ajak Memuliakan Guru

Selanjutnya, dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (25/11), Partai Keadilan Sejahtera menyerukan kepada seluruh kader, dan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama MEMULIAKAN GURU, melalui berbagai bentuk sikap dan langkah nyata. ”Selamat Hari Guru, Jayalah Guru Indonesia”

PK-Sejahtera Online : Presiden PKS, Tifatul Sembiring mengatakan bahwa PKS memiliki sikap yang jelas terhadap Guru dalam kaitannya dengan memajukan dan mengembangkan pendidikan nasional.

”Guru sebagai pilar utama dalam pendidikan dan pembangunan bangsa. Posisi guru dan pendidik harus dihargai setara bahkan lebih tinggi dari profesi lainnya. Negara harus menjamin kesejahteraan minimal mereka, melindungi hak-hak mereka, serta mengembangkan kemampuan profesi mereka.” Ujar Tifatul dalam konferensi pers launching program PKS Memulyakan Guru di kantor DPP PKS hari ini (25/11). Program ini dibuat dalam rangka peringatan hari guru yang jatuh hari ini.

Pemerintah dan DPR telah mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan peningkatan martabat dan mutu guru. UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan permasalahan Guru ini dalam pasal 39 sampai pasal 44. Sementara dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 bab IV pasal 8 disebutkan bahwa “guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.


Namun dalam tataran Implementasi, nampak masih banyak hal yang harus dibenahi. Saat ini, Guru di negeri kita masih menghadapi persoalan yang rumit, diantaranya adalah persoalan Kualifikasi, Kompetensi dan Kesejahteraan yang belum ”menjanjikan” profesi guru sebagai profesi yang menarik.

Di samping permasalahan di atas, permasalahan kekinian yang juga membutuhkan perhatian adalah perilaku tindak kekerasan dan tindakan pelecehen seksual yang dilakukan oleh segelintir oknum guru. Tindakan-tindakan tersebut menjadi noda dan nista bagi kalangan profesi guru. Kejadian akhir-akhir ini di beberapa tempat di tanah air menjadi ’tamparan keras’ para komunitas guru khususnya dan kita semua para pendidik dan aktivis pendidikan. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang enam bulan pertama 2008, kekerasan guru terhadap anak meningkat 39 persen dibanding semester pertama 2007.

Selanjutnya, dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (25/11), Partai Keadilan Sejahtera menyerukan kepada seluruh kader, dan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama MEMULIAKAN GURU, melalui berbagai bentuk sikap dan langkah nyata. ”Selamat Hari Guru, Jayalah Guru Indonesia”

PERANGI KORUPSI DENGAN PEMBINAAN MORAL SPIRITUAL

Minggu, 23 November 2008

Oleh : Asnin Syafiuddin
Pembawaannya kalem tapi mudah tersenyum, dengan siapapun bertemu ia akan selalu menebar senyum, sehingga orang akan dapat mudah mengakrabkan diri dengannya, terlebih ia termasuk sosok yang gampang diajak berkomunikasi. Itulah salah satu ciri khas anggota DPRD Banten dari Fraksi PKS asal daerah pemilihan Kabupaten Tangerang, Asnin Syafiuddin.

Pria yang lahir di Kabupaten Tangerang pada 14 April 1955 atau 52 tahun yang silam dari pasangan (Alm) Amir dan (Alm) Amnah ini saat ini tinggal di Jalan Masjid al-Mujahidin, desa Buaranjati RT 003 RW 03, Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang.

Asnin menyelesaikan Sekolah Dasar Negerinya (SDN) di SDN Jatigintung Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang pada tahun 1968. Meskipun ia sudah belajar di sekolah dasar pada pagi harinya, pada sore harinya ia juga belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla`ul Anwar (MA) Jati Mauk dan lulus pada tahun 1969.

Meskipun ia lulus terlebih dahulu dari sekolah dasar, tetapi ia tidak langsung melanjutkannya ke jenjang selanjutnya, tetapi menunggu sampai masa belajar di MI MA selesai. Baru pada tahun 1970, ia melanjutkan sekolahnya ke MTs MA Jati Mauk dan lulus pada tahun 1972.


Lulus dari MTs MA di Jati Mauk, ia melanjutkan sekolah pada jenjang selanjutnya pada lembaga pendidikan yang sama yaitu MA. Namun bukan di Jati Mauk, tetapi ia pergi merantau melanjutkan sekolahnya ke Madrasah Aliyah MA di Menes Pandeglang dan lulus pada tahun 1975.

Kecintannya pada pelajaran agama Islam membawanya sampai ke negeri tempat kelahiran Nabi Muhammad Saudi Arabia. Pada tahun 1978, ia melanjutkan S1-nya di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah Arab Saudi sampai dengan tahun 1982.

Meski aktivitas di masyarakat dan di DPRD Banten menyita banyak waktunya, namun pada Januari 2007, ia berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Di luar pendidikan formal, Asnin juga banyak mengikuti pendidikan informal. Pendidikan informal yang diikutinya sebagian besar pendidikan penunjang yang tidak didapat dari pendidikan formal yang ia tempuh seperti penataran da`i di lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta pada tahun 1988. Tahun 1994, Asnin kembali mengikuti penataran da`i di Atase Agama Kedubes Saudi Arabia Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2000 dan 2002, ia mengikuti pelatihan yang sama di tempat yang sama juga.

Sebelum duduk di DPRD Banten, sebagian besar waktu suami dari Nurhayati ini habis untuk berdakwah dan berbagi ilmu kepada para mahasiswanya. Sebagai da`i pada Atase Agama Kedubes Saudi Arabia, ia pernah ditugaskan di Kalimantan Tengah (1982 - 1986), Bali (1986 - 1987). Selanjutnya sampai saat ini ia ditugaskan di daerah kelahirannya di Tangerang.

Dari tahun 1987, ayah dari enam anak ini mulai mengajar pada sedikitnya empat perguruan tinggi di Jakarta dan Tangerang. Bahkan sampai saat ini ia masih tercatat dan aktif mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Asy-Sykriyyah Cipondoh Tangerang.

Ia juga termasuk orang yang aktif pada kegiatan sosial kemasyarakatan, sejak di SLTA ia sudah menempati posisi Wakil Sekretaris Ikatan Pelajar Pemuda Mahasiswa Jati Mauk.

Aktivitas keagamaannya juga membawanya menjadi Ketua Badan Ta'mir Masjid Al-Mujahidin Jatiwaringin dari tahun 1994 sampai dengan 2006. Saat ini ia juga tercatat sebagai Anggota Majlis Fatwa Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.

Setelah dilantik pada 31 Agustus 2004 lalu, Asnin langsung ditempatkan di Komisi A, komisi yang membidangi masalah pemerintahan termasuk di dalamnya masalah aparaturnya.

Korupsi yang sudah mendarah daging di Indonesia termasuk di Provinsi Banten yang walaupun usianya baru seumur jagung mendapatkan perhatian serius dari Anggota Fraksi PKS DPRD Banten yang satu ini. Jika ada lembaga khusus pemberi penghargaan kepada daerah baru terkorup, mungkin Provinsi Banten menempati urutan pertama.

Setidaknya itu terlihat dari puluhan kasus korupsi yang masuk baik di Kejaksaan Tinggi Banten maupun Kepolisian Daerah Banten, serta berapa jumlah temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pelaksanaan APBD Banten setiap tahunnya yang banyak merugikan keuangan daerah Banten.

Melihat fenomena seperti itu, Asnin Syafiuddin, Anggota DPRD Banten dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera asal daerah pemilihan Kabupaten Tangerang mengaku miris dan malu. Sebagai provinsi yang kehidupan masyarakatnya terkenal religius, ternyata juga menjadi daerah yang paling nyaman untuk melakukan tindak pidana korupsi. "Dari sekian kasus yang masuk, berapa sih yang sampai tuntas ditangani," ujarnya.

Keprihatinannya terhadap maraknya bentuk penyimpangan anggaran yang dilakukan aparatur Pemprov Banten ia sampaikan kepada sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidanginya seperti Biro Kepegawaian, Organisasi dan Pemerintahan serta SKPD lainnya.

Salah satu usulannya adalah melakukan kegiatan rutin pembinaan mental spiritual terhadap pegawai di seluruh SKPD. Dengan begitu diharapkan mereka memahami betul amanah yang diembannya harus benar-benar dilaksanakan dengan baik dan bisa meminimalisir segala bentuk penyimpangan.

"Dalam hal ini tentu peran Biro Kepegawaian sangat besar, jika mereka mengeluarkan kebijakan peningkatan pembinaan moral, maka itu akan mengikat kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Banten," katanya.

Namun, ia mengaku tidak bisa maksimal mengawasi usulan kegiatan itu, karena pelaksanaannya diserahkan pada masing-masing SKPD. "Saya hanya prihatin, tindakan penyimpangan yang dilakukan itu karena masalah moral," ujarnya.

Saat dilakukan roling anggota komisi pada awal tahun 2006, Asnin pindah ke Komisi II (sebelumnya komisi B), komisi yang membidangi masalah ekonomi dan keuangan.

Di komisi ini, perhatiannya tertuju pada nasib petani Banten yang tidak kunjung terangkat ekonominya, bahkan ia menengarai, petani hanya dijadikan objek eksploitasi untuk menggolkan sebuah proyek yang ujung-ujungnya hanya untuk kepentingan segelintir orang dan kelompok tertentu saja.

Padahal, dari tahun ketahun, masalah pertanian tetap sama, yaitu, ketika musim kemarau, kesulitan air, menjelang musim tanam pupuk langka dan ketika panen harga gabah dan beras turun drastis. "Dari tahun ke tahun sebenarnya masalah petani itu-itu saja, tetapi kenapa sampai saat ini belum bisa ditangani. Tentu ini menjadi pertanyaan besar apa saja yang dilakukan pemerintah untuk mereka," ujarnya.

Bersama rekan anggota Komisi II lainnya, ia mendesak Dinas Pertanian dan Peternakan Banten agar membuat terobosan kegiatan baru yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat Banten yang sebagian besar penduduknya adalah petani.

Salah satu usulan yang ia sampaikan adalah, perbaikan irigasi disejumlah daerah yang hanya mengandalkan air hujan, agar petani bisa normal melakukan aktifitasnya yaitu minimal dua kali panen dalam setahun.

Ia juga mengusulkan agar Dinas Pertanian mampu mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan terjadinya kemarau panjang dan serangan hama pada tanaman padi, sehingga ketika itu terjadi, petani Banten merasa terbantu.

"Tata niaga pupuk juga harus diperbaiki, selama ini banyak sekali penyimpangan pupuk bersubsidi dijual ke industri bahkan dijual ke luar Banten. Akibatnya saat musim tanam, petani susah mendapatkan pupuk," katanya.



PARPOL DAN APATISME PUBLIK

Oleh : Sudarman, Lc.
(Artikel ini dimuat di Harian Fajar Banten 13/02/2008)

Dalam publikasi hasil risetnya di beberapa media, Lembaga Riset Informasi (LRI) bertema Membangun Akuntabilitas Parpol dan Wakil Rakyat yang dipublikasikan di Jakarta menyatakan bahwa rakyat mulai apatis terhadap partai politik. Tentu kita tak perlu mendebat seberapa akurat hasil riset yang disampaikan lembaga tersebut. Paling tidak hasil riset itu semakin memperkuat opini yang berkembang dimasyarakat bahwa rakyat sudah mulai jengah dan apatis terhadap partai politik yang semakin menjauh dari rakyat dan tidak lagi membela kepentingan rakyat.
Bagi pegiat politik dan aktifis partai politik, fenomena apatisme rakyat ini mesti menjadi bahan introspeksi. Dalam konteks demokrasi dan sistim multipartai, apatisme adalah sebuah bencana dan kerugian politik. Dimana tingkat dukungan rakyat terhadap partai politik semakin mengecil sehingga partisipasi politik masyarakat menjadi rendah, dan hal ini akan berpengaruh terhadap legitimasi politik pemerintah.

Penyebab Apatisme
Fenomena apatisme ini barangkali merupakan sebuah keniscayaan politik dikarenakan ketidakmampuan partai politik dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai partai politik. Alih-alih menjadi penampung dan penyalur aspirasi rakyat, partai politik semakin menjauh dari rakyat dan semakin tidak membela kepentingan rakyat.
Kesimpulan semacam ini diamini oleh hampir seluruh masyarakat kita, bahwa partai politik hanya mementingkan kepentingan para elitnya. Ini ditandai dengan semakin ’sunyi’ nya pembelaan partai politik terhadap rakyat, dimana rakyat bertubi-tubi di bombardir oleh kebijakan-kebijakan yang semakin menambah derita rakyat. Tak ada pembelaan yang cukup heroik dari partai politik saat pemerintah menaikan harga BBM, kenaikan sejumlah kebutuhan pokok, kedelai, dan berbagai kebijakan yang semakin menambah beban rakyat lainnya.

Akhirnya, rakyat memberi kesimpulan. Partai politik tidak lagi menjadi saluran aspirasi bagi rakyat. Tapi partai politik hanya sibuk dan yang ramai terdengar adalah hiruk pikuk rebutan kursi, konflik internal partai, dan sekian kegiatan lainnya yang semakin menjauh dari persoalan-persoalan kerakyatan.
Harus diakui, apatisme rakyat dikarenakan hampir seluruh fungsi partai politik yang diemban tidak berjalan secara baik. Selama ini partai politik gagal mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Apatisme juga muncul dikarenakan rakyat juga merasa ditinggalkan oleh wakilnya diparlemen. Padahal janji saat kampanye adalah akan memperjuangkan nasib rakyat dan mensejahterakan rakyat. Hal ini pula sesuai dengan hasil survei TII (Transparency International Indonesia) yang menempatkan parlemen atau legislatif sebagai lembaga terkorup di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah berita yang mengagetkan. Berita tersebut lebih berperan menguatkan daripada mengagetkan. Sebab, performa lembaga perwakilan rakyat memang sudah tidak terlalu baik.
Ada disinformasi dan mispersepsi yang berkembang dimasyarakat tentang partai politik dan anggota legislatif. Masyarakat memandang bahwa partai politik dan anggota legislatif adalah orang yang memiliki dana dan mengelola dana pemerintah. Oleh karenanya, jika pengurus partai politik hendak bertemu dengan masyarakat , seolah-olah partai politik dan anggota legislatif memiliki kewajiban untuk membawa ’oleh-oleh’ untuk masyarakat.
Disinformasi dan mispersepsi ini muncul dikarenakan selama ini masyarakat tidak diberi pendidikan politik yang baik oleh kalangan partai politik. Pemanjaan pragmatisme yang dibangun oleh partai politik terhadap masyarakat akhirnya menjadi perilaku politik yang menyimpang. Sehingga terbangun sebuah image, bahwa partai politik yang peduli adalah partai politik yang memberi uang, membantu membangun jalan, membangun masjid, dan sebagainya.

Fungsi partai politik
Dari permasalahan apatisme tersebut. Partai politik harus menjalankan fungsinya dengan baik kedepan. Profesor Miriam Budiarjo paling tidak menyebut empat fungsi yang harus dilakukan oleh partai politik yaitu, sebagai sarana komunikasi politik, sosialisasi dan pendidikan politik, rekruitmen politik dan sebagai pengatur konflik.
Pertama, partai politik sebagai sarana komunikasi politik. Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Partai politik menjadi penampung pendapat dan aspirasi, kemudian dirumuskan menjadi program partai yang akan diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah untuk menjadi kebijaksanaan umum (public policy).
Dilain pihak, partai politik juga berfungsi untuk menyebarluaskan rencana – rencana dan program pemerintah . Dengan demikian terjadi arus informasi dan dialog dari atas ke bawah dan dari bawah keatas, dimana partai politik memainkan peran sebagai penghubung antara pemerintah dan rakyatnya. Dalam menjalankan fungsi ini, partai politik memainkan peran sebagai Broker Information (penyalur informasi).
Kedua, partai politik sebagai sarana sosialisasi politik dan pendidikan politik. Budaya politik merupakan produk dari proses pendidikan atau sosialisasi politik dalam sebuah masyarakat. Dengan sosialisasi politik, individu dalam negara akan menerima norma, sistem keyakinan, dan nilai-nilai dari generasi sebelumnya, yang dilakukan melalui berbagai tahap, dan dilakukan oleh bermacam-macam agens, seperti keluarga, saudara, teman bermain, sekolah (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi), lingkungan pekerjaan, dan tentu saja media massa, seperti radio, TV, surat kabar, majalah, dan juga internet. Proses sosialisasi atau pendidikan politik Indonesia tidak memberikan ruang yang cukup untuk memunculkan masyarakat madani (civil society). Yaitu suatu masyarakat yang mandiri, yang mampu mengisi ruang publik sehingga mampu membatasi kekuasaan negara yang berlebihan. Masyarakat madani merupakan gambaran tingkat partisipasi politik pada takaran yang maksimal.
Ketiga, partai politik sebagai sarana rekruitmen politik dalam rangka meningkatkan partisipasi politik masyarakat, adalah bagaimana partai politik memiliki andil yang cukup besar dalam hal: (1) Menyiapkan kader-kader pimpinan politik; (2) Selanjutnya melakukan seleksi terhadap kader-kader yang dipersiapkan; serta (3) Perjuangan untuk penempatan kader yang berkualitas, berdedikasi, memiliki kredibilitas yang tinggi, serta mendapat dukungan dari masyarakat pada jabatan jabatan politik yang bersifat strategis. Makin besar andil partai politik dalam memperjuangkan dan berhasil memanfaatkan posisi tawarnya untuk memenangkan perjuangan dalam ketiga hal tersebut; merupakan indikasi bahwa peran partai politik sebagai sarana rekrutmen politik berjalan secara efektif.
Rekrutmen politik yang adil, transparan, dan demokratis pada dasarnya adalah untuk memilih orang-orang yang berkualitas dan mampu memperjuangkan nasib rakyat banyak untuk mensejahterakan dan menjamin kenyamanan dan keamanan hidup bagi setiap warga negara. Kesalahan dalam pemilihan kader yang duduk dalam jabatan strategis bisa menjauhkan arah perjuangan dari cita-rasa kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi masyarakat luas. Oleh karena itulah tidaklah berlebihan bilamana dikatakan bahwa rekrutmen politik mengandung implikasi pada pembentukan cara berpikir, bertindak dan berperilaku setiap warga negara yang taat, patuh terhadap hak dan kewajiban, namun penuh dengan suasana demokrasi dan keterbukaan bertanggung jawab terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun bila dikaji secara sekilas sampai dengan saat inipun proses rekrutmen politik belum berjalan secara terbuka, transparan, dan demokratis yang berakibat pemilihan kader menjadi tidak obyektif. Proses penyiapan kader juga terkesan tidak sistematik dan tidak berkesinambungan.
Keempat, partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan sesuatu yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha mengatasi dan menjadi problem solver atas masalah tersebut. Namun dalam praktiknya, fungsi pengatur konflik tersebut tidak berjalan dengan baik. Bahkan, partai politik saat ini lebih banyak menjadi sumber konflik.

Penutup
Ditengah kondisi partai politik saat ini yang masih belum menunjukan performa yang baik, optimisme harus tetap dibangun. Meskipun konfigurasi dan wajah partai politik sampai 2009 kedepan kemungkinan kecil untuk berubah. Namun apa salahnya kita memulai untuk membenahi diri, melakukan konsolidasi internal partai, menjadikan partai sebagai wadah yang lebih berdaya guna dan mulai melakukan restrukturisasi, refungsionalisasi, dan revitalisasi partai politik baik yang menyangkut struktur, mekanisme, budayanya, serta kapasitasnya dalam menjalankan fungsinya sebagai penampung dan penyalur aspirasi rakyat.
Jika perilaku partai politik dan anggota legislatif tak juga kunjung membaik. Maka, malapetaka dahsyat tidak akan kunjung surut menerpa negri kita. Kalau masyarakat tidak percaya lagi kepada partai politik dan anggota legislatif yang notabene adalah wakil rakyat. Mungkin kiamat partai politik bukan hal yang mustahil terjadi. Wallahu’alam

Penulis adalah Ketua Bidang Polhukam DPW PKS Banten / Anggota DPRD Provinsi Banten

Anis Matta: Soeharto Sebagai Pahlawan Sudah Disepakati Internal PKS

Senin, 17 November 2008

Jakarta - Iklan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menempatkan mantan penguasa orde baru Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa mendapat reaksi dari sejumlah kalangan. Partai berbasis agama ini kemudian dituding sudah menjadi antek Soeharto. Akibatnya isu perpecahan pun melanda partai tersebut.

Asumsi ini berlandaskan perbedaan pendapat antara Presiden PKS Tifatul Sembiring dengan Sekjen PKS Anis Matta terkait iklan tersebut.

Tifatul merasa ada yang salah dalam iklan tersebut. Sebab sepengetahuannya, materi iklan yang dipresentasikan Anis Matta di hadapan dirinya, Selasa 4 November 2008, berbeda dengan iklan yang muncul di sejumlah televisi. Lagi pula, Tifatul kurang setuju dengan penempatan Soeharto sebagai pahlawan maupun guru bangsa.

Bagaimana dengan Sekjen PKS Anis Matta? Berikut petikan wawancara detikcom dengan Anis Matta melalui telepon:


Iklan PKS yang menyatakan Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa banyak dikecam. Apa anda pendapat soal ini?
Saya kira wajar kalau ada yang mengkritisi iklan tersebut. Alasannya macam-macam. Tapi PKS tidak punya tendensi apa-apa selain ajakan untuk rekonsiliasi.

Tapi Presiden PKS Tifatul Sembiring mengaku ada yang salah dalam iklan tersebut. Mengapa demikian?

Itu masalah teknis saja. Sebab waktu materi iklan ditampilkan pada 4 November, di hadapan Presiden PKS serta dewan syura, suaranya belum ada. Karena memang baru berupa dummy.

Soal isu perpecahan di PKS bagaimana?
Itu tidak benar. Karena hanya masalah teknis saja. Bukan gagasannya yang berbeda. Saya juga sudah bicarakan itu dengan Tifatul.

Tapi soal Soeharto yang dikatakan dalam iklan sebagai guru bangsa dan pahlawan apakah sudah disepakati di internal partai?

Tentu saja sudah. Sebelum keputusan menayangkan Soeharto sebagai bapak bangsa kami sudah melakukan survei tentang harapan masyarakat Februari 2008. Setelah dilakukan survei munculan nama Soeharto yang diusulkan sejumlah kader-kader di daerah.

Bagaimana dengan tudingan kalau Bang Anis sebagai antek Soeharto karena iklan tersebut?

Sekali lagi yang menempatkan Soeharto sebagai guru bangsa itu adalah hasil survei di daerah-daerah. Dan dari beberapa survei sebelumnya yang pernah dirilis sebuah lembaga, Soeharto menempati urutan pertama sebagai mantan presiden yang masih dicintai rakyat. Jadi kami menganggap penayangan Soeharto sangat tidak berlebihan.

Dan dari survei yang kami lakukan, sebagaian besar masyarakat menganggap reformasi tidak memberikan apa-apa kepada rakyat. Reformasi diartikan antitesa terhadap Orde Baru.

Jadi reformasi tersebut mirip-mirip orde lama. Misalnya dari banyak partai tapi gagal dalam pembangunan ekonomi. Sedangkan orde baru ekonominya stabil tapi demokrasinya yang gagal.

Dari situlah PKS ingin mengubah pandangan tersebut. Kami ingin mengajak semua komponen bangsa untuk melihat ke depan. Jangan lagi terjebak antara orde lama maupun orde baru. Untuk itu kita akan melakukan upaya rekonsiliasi demi kesejahteraan masyarakat.

Tapi apakah rekonsiliasi tersebut sebagai sebuah solusi untuk kesejahteraan rakyat?


Dengan adanya rekonsiliasi kita bisa bahu-membahu membangun bangsa. Tidak lagi melihat dari orde mana atau partai mana. Yang penting masyarakat bisa disejahterakan.

Tapi gagasan rekonsiliasi itu kurang mendapat respon. Bagaimana?

Sejauh ini beberapa anak atau cucu dari tokoh-tokoh bangsa, sudah kami datangi. Mereka umumnya menyambut gagasan kami. Mudah-mudahan pertemuan antara keluarga tokoh bangsa ini bisa terlaksana.(ddg/iy)


Sumber : Detik.com

Penyikapan Iklan PKS

Jumat, 14 November 2008

Oleh: Anonim

Pamulang – PKS kembali mengeluarkan Iklan Politiknya, kali ini berkaitan dengan hari Pahlawan. Dalam iklan tersebut ditampilkan sederet tokoh-tokoh pejuang nasional seperti Bung Tomo, Soekarno, Achmad Dahlan, Hasyim Asyari, dan terakhir adalah Soeharto.

Dengan adanya iklan ini banyak kalangan mengapresiasinya dengan komentar dan tanggapan yang beragampula pastinya. Baik itu yang mencibir, mencemooh dan ada pula yang mendukung dan memujinya.

Bagi mereka yang memberi tanggapan miring bisa jadi karena dalam iklan tersebut ditampilkan soekarno misalnya, maka public menilai bahwa PKS telah bergeser dari partai berasas islam menjadi partai nasionalis.

Tokoh lain yang ditampilkan adalah KH. Acmad Dahlan, maka bisa jadi public menilai bahwa PKS ingin mendulang suara dari Muhammadiyyah, atau sebaliknya berisi kaum Nahdliyin karena menampilkan KH. Hasyim Asyari, dan ingin mendulang suara dari kaum NU ini. Lalu bagi orang-orang yang anti Soeharto akan menyebut PKS tidak konsisten lagi dengan agenda perjuangannya yang ingin memberantas korupsi karena Soeharto adalah koruptor yang tidak boleh diampuni.


Berbagai pandangan itu terungkap salah satunya seperti diungkapkan oleh mantan Menko Kesra yang juga mantan kepala BKKBN Haryono Suyono yang mengatakan :''Jangan menyoroti sisi negatif saja, karena banyak juga program dan hasil pembangunan yang positif. Semua harus dihargai secara wajar, sebagai manusia, Soeharto mungkin memiliki salah. Namun, dia meminta masyarakat menerapkan falsafah Jawa yang dianut Soeharto, mikul ndhuwur mendhem jero (menghormati jasa, memaafkan kesalahan)."

Sementara itu, pengamat politik Fachry Ali menilai PKS berupaya mengubah citra menjadi partai terbuka dengan mengiklankan sejumlah tokoh nasional dalam memperingati Hari Pahlawan, terutama ketika menyebut mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa. PKS dinilai tengah berubah dari partai kader yang eksklusif dan pilih-pilih kawan menjadi partai yang agresif menyatakan diri sebagai partai terbuka milik semua golongan. ''Mungkin PKS sudah mengikat kader-kadernya sehingga tidak bisa lari ke mana-mana, terutama dengan integritas moral. Saya yakin kader PKS masih akan tetap bertahan sepanjang tidak ada skandal korupsi yang dilakukan kader-kader PKS, baik di eksekutif maupun legislatif. Nyatanya, satu kasus pun tidak ada yang melibatkan kader PKS," tegasnya. Di sisi lain, Fachry yakin strategi itu akan menarik banyak pendukung masing-masing tokoh untuk mempertimbangkan untuk memilih PKS.


Dan tentu masih banyak lagi tanggapan-tanggapan lainnya yang senada baik yang pro dan kontra terhadap ditayangkannya iklan tersebut.

Dari beragamnya tanggapan tersebut, sebenarnya PKS salah satunya mengajak masyarakat untuk lebih dewasa dalam berpolitik, dan PKS juga telah menunjukkan dan menampilkan wajah Islam atau politik islam yang semestinya. PKS tidak ingin ada dikotomi antara nasionalisme dengan islam sebab di islam tidak melarang adanya jiwa atau semangat nasionalisme. Islam menginginkan setiap muslim harus bekerja untuk kebaikan tanah airnya dan berkhidmat padanya. Seorang Mujadid besar, Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan : betapa paham nasionalisme dengan slogan dan yel-yel panjangnya, tidak lebih dari kenyataan bahwa ia merupakan bagian sangat kecil dari keseluruhan ajaran Islam yang agung.”

Yang membedakan Islam dengan mereka adalah bahwa batasan nasionalisme bagi Islam ditentukan oleh basis iman, sementara pada mereka (paham nasionalisme sempit) batasan paham itu ditentukan oleh teritorial wilayah negara dan batas-batas geografis semata. Bagi Islam, setiap jengkal tanah di bumi ini, dimana di atasnya ada seroang muslim yang mengucapkan La ilaha illallah, maka itulah tanah air Islam. Seorang muslim wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Semua muslim dalam wilayah geografis manapun adalah saudara dan keluarga. Setiap muslim turut merasakan apa yang mereka rasakan dan memikirkan kepentingan-kepentingan mereka.
Sebaliknya, bagi kaum nasionalis (sempit) semua orang yang ada diluar batas tanah tumpah darahnya sama sekali tidak dipedulikan. Mereka hanya mengurus semua kepentingan yang terkait langsung apa yang ada dalam batas wilayahnya. Secara aplikatif perbedaan akan tampak lebih jelas ketika sebuah bangsa hendak memperkuat dirinya dengan cara yang merugikan bangsa lain. Islam sama sekali tidak membenarkan itu untuk diterapkan diatas sejengkal pun dari tanah air. Islam menginginkan kekuatan dan kemaslahatan untuk semua bangsa-bangsa muslim. Sementara kaum nasionalis menganggap yang demikian itu sebagai suatu kewajaran. Paham demikian inilah yang kemudian membuat ikatan antara muslimin menjadi renggang dan kekuatannya pun melemah.
Untuk menyikapi penayangan iklan yang menampilkan Soeharto juga harus disikapi secara cerdas dan tidak emosional membabi buta. Jika masalah Soeharto bersalah karena korupsi maka PKS sangat mendukung dan ingin agar kasus tersebut dituntaskan dengan tuntas dan dengan cara sebaik-baiknya, namun kita juga tidak boleh melupakan walaupun kebaikan yang ada pada masa pemerintahannya hatta segelintir kebaikannyapun harus kita hormati bahkan jika program yang baik boleh untuk ditiru bukannya antipati secara total.

Maksud lain yang bisa digali dari penayangan tokoh-tokoh negeri ini adalah bahwa PKS sangat menginginkan adanya persatuan baik dari Muhammadiyyah maupun NU, dan mempersempit ruang dan jurang perbedaan. Karena menurut PKS ikhtilaf bila dicari pasti ada dan sangat mudah ditunjukkan, tapi bukan jurang ini yang harus diperlebar dan diperdalam namun PKS menginginkan supaya perbedaan ini disikapi dengan wajar, saling menghormati dan toleran sebagaimana ditunjukan oleh para salafussholeh dalam menyikapi perbedaan.
Demikianlah semoga polemik ini menjadikan kita semakin dewasa dan cerdas dalam menyikapinya. Wallohu ‘alam bisshowwab.

Ikhlaslah Wahai Ikhwah

Senin, 10 November 2008

Hudzaifah.org - Beberapa kisah di bawah ini bukanlah fiktif, namun benar-benar terjadi di dalam perjalanan da’wah yang mendaki lagi sukar, sebagai sebuah sunnatullah untuk memisahkan orang-orang munafiq dari barisan orang-orang yang beriman, sebagai seleksi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membedakan antara loyang dan emas.
Janganlah berpecah belah, kita semua bersaudara.
Janganlah merasa lebih, sesama kita.
Mengapa kau patahkan pedangmu sehingga musuh mampu membobol bentengmu.

Seorang ustadz berkisah tentang dua orang akhwat yang sangat tangguh dan berkualitas di jalan da’wah. Mereka ada dalam ‘satu kandang’ da’wah. Namun sangat disayangkan, hal itu justru menimbulkan persaingan da’wah yang tidak sehat di antara mereka. Futur melanda, situasi “panas” dan akhirnya seorang dari mereka melepas jilbabnya dan yang lainnya, hengkang dari jalan da’wah. Kekecewaan sangat mendalam, hingga berguguranlah mereka dari jalan yang mulia ini.


“Ana tidak mau ikut-ikut (da’wah –red) lagi, habis adik-adiknya susah diatur!”, ucap seorang kader senior yang mendapat amanah sebagai mas’ul sebuah departemen lembaga da’wah. Ia memutuskan untuk tidak mau terlibat lagi dalam pergerakan da’wah. Ia mengaku kesal, kecewa dan jera dengan sikap adik-adik kampus yang “bandel” alias tidak taat pada perintahnya dan sering protes kepadanya. Kini ia berjalan sendiri di tengah dunia hedon, keluar dari lingkaran da’wah. Ia merasa “menang” dengan tindakannya itu karena ia beranggapan bahwa dengan demikian, lembaga da’wah telah kehilangan satu kadernya.

Di sebuah pengajian rutin, dua orang ikhwan dalam kondisi perang dingin. Bila yang satu datang, yang lain pasti tak mau datang hingga muncul motto, “Tidak boleh ada dua singa dalam satu kandang.”

Sebab-Sebab Kekecewaan

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kekecewaan dapat muncul karena ada keinginan yang tidak terpenuhi, tak terpuaskan. Kecewa yang kita bicarakan adalah kecewa di jalan da’wah. Kekecewaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan penyebab kekecewaan yang seringkali terjadi adalah:

Pertama, kekecewaan aktivis karena jengah melihat jurang yang dalam antara idealisme dan realitas, antara ilmu dan amal. Sebagai contoh, sang aktivis membaca shirah nabawiyah yang di dalamnya dikisahkan bagaimana indahnya ukhuwah sang nabi dan para sahabat, pun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” Tapi realitanya, ukhuwah itu tidak ia dapatkan di lapangan, justru sebaliknya.

Kedua, kekecewaan akitivis yang lebih dilandasi hawa nafsu dan tipu daya syetan, karena tidak tercapainya ambisi pribadi. Contoh ambisi pribadi itu adalah, ingin menjadi pemimpin, ingin kata-katanya selalu didengar, ingin pendapatnya harus diterima, pun tidak mau menerima nasehat dari yang ia anggap “lebih rendah” dan merasa diri paling berjasa dengan motto, “Kalau bukan karena ane, ngga bakal jalan da’wah ini.”

Ketiga, kekecewaan aktivis karena tidak puas dengan kebijakan-kebijakan qiyadah (pemimpin), keputusan syuro, kondisi da’wah yang selalu dibebankan padanya dan manajemen lembaga da’wah.

Feed Back Positif dan Negatif

Tak ada manusia yang tak pernah kecewa karena sesungguhnya kecewa itu manusiawi. Hanya saja, feed back dari kekecewaan itu berbeda pada diri setiap orang. Ada orang-orang yang mampu mengatasi dan mengubah kekecewaan itu dengan energi positif yang konstruktif, namun ada juga orang-orang yang tidak mampu mengatasinya karena lebih didominasi energi negatif yang desdruktif.

Kekecewaan tak lagi syar’i bila didasari hawa nafsu, dan bukan atas dasar kebenaran (al haq). Tak lagi rasional bila kemudian berubah menjadi kedengkian dan kebencian yang menghancurkan diri sendiri dan memporak-porandakan teman-teman di sekelilingnya, menjadi duri dalam daging. Maka motto yang sebaiknya ada dalam diri kita adalah, “Jangan terlalu banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.”

9 Energi Positif

Ada sembilan energi postif yang dapat menjadi bahan bakar di dalam jiwa untuk mengatasi kekecewaan yang melanda, yaitu:

1. Tentara terdepanmu adalah keikhlasan

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan……..” (QS. An Nisaa: 125)

Meminjam istilah dari sebuah artikel yang pernah penulis baca, Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan. Istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan da’wah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam menyampaikan Al Haq karena tujuan kita hanya satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila berda’wah lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kisah yang sangat menarik ketika Khalid bin Walid selaku panglima perang yang notabene sangat berjasa bagi kaum muslimin, tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab. Namun Umar melakukan itu karena melihat banyaknya kaum muslimin yang mengelu-elukan kepahlawanan dan cenderung mengkultuskan Khalid, sehingga Umar khawatir hal itu akan membuat Khalid menjadi ujub (bangga diri), yang dapat berakibat hilangnya pahala amal-amal Khalid di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan subhanallah…., Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika ditanya tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenang, “Aku berperang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena Umar."

2. Harus Tahan Beramal Jama’i


“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai……” (QS. Ali Imran: 103)


Beramal jama’i itu jalannya tak selalu datar, ada kalanya mendaki, karena dalam beramal jama’i, kita akan menemui berbagai macam sifat manusia, berbagai pemikiran, fitnah dari luar, pun dari dalam. Namun bagaimanapun buruknya kondisi jamaah, tetap saja amal jama’i itu lebih baik dan lebih utama daripada sendirian. Ali bin Abi Thalib berkata, “Keruhnya amal jama’i, lebih aku sukai daripada jernih sendirian."

Kekuatan utama kita adalah persatuan kaum muslimin. Sesungguhnya kekalahan kita saat ini bukanlah karena kehebatan bersatunya kaum kuffar, tetapi karena tidak bersatunya kaum muslimin. “Kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.”

Orang-orang yang memisahkan diri dan lari dari barisan da’wah, sesungguhnya tidak akan membuat barisan da’wah itu melemah atau kehilangan kader, justru barisan itu akan semakin solid dan kokoh karena mengindikasikan yang tergabung di dalamnya, tinggallah orang-orang yang teruji memiliki jiwa-jiwa pemersatu. Inilah sebuah sunnatullah yang senantiasa berlaku untuk membedakan antara loyang dan emas. Jadi, kita harus tahan beramal jama’i !

3. Bermanfaat bagi orang lain


Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Qudhy dari Jabir).

Bila kita melihat ukhuwah dalam barisan da’wah ternyata belum seindah seperti shirah yang kita baca, atau ternyata hijab di lembaga da’wah amat cair, maka adalah sangat wajar bila kita kecewa. Tetapi kekecewaan itu janganlah dipelihara, jangan justru membuat kita bersungut-sungut, menuntut lebih, berkeluh kesah, apatah lagi sampai memisahkan diri dari barisan. Mari ubah sudut pandang, dan kita tekankan bahwa segala kekurangan yang ada pada barisan da’wah adalah justru menjadi kewajiban kita untuk membenahinya. “Jangan banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.”

4. Penuhi hak sesama muslim


- Saling menasehati. (QS. Al Ashr: 1-3)
Kekurangan dalam diri qiyadah, jundi, lembaga, manajemen, hendaknya disampaikan dalam bentuk nasehat. Untuk yang sifatnya pribadi - sebagai adab nasehat- adalah disampaikan tidak dalam forum, tetapi disampaikan pribadi, berdua saja, dalam rangka saling berpesan untuk nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran. Karena bila kita memberi nasehat dihadapan orang banyak, maka itu sama saja dengan membuka aibnya dan menjatuhkannya, apalagi bila sampai melakukan sidang layaknya menghakimi terdakwa. Sangatlah tipis perbedaan antara orang yang ingin menasehati karena landasan kasih sayang, dengan orang yang menasehati karena sekaligus ingin membuka aib saudaranya, sehingga membuat diri yang dinasehati seakan lebih rendah, dari yang menasehati.

- Lemah lembut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang salah satu ciri jundullah (tentara Allah), yaitu "…….yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min………” (QS. Al Maidah: 54)

- Jangan dengki. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Riwayat Abu Daud dari Abi Hurairah)

- Jangan suudzon. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain………” (QS. Al Hujuurat: 12)

- Berendah Hatilah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. An Naml: 215)

- Jangan Berbantahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “…..dan Janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menjadikan kamu gentar, dan hilang kekuatanmu…….”(QS. Al Anfaal:46). Berbantah-bantahan sesama kita, padahal musuh di luar, sudah siap menerkam.

5. Musuh terbesar kita adalah syetan

Musuh kita bukanlah seorang muslim, apatah lagi sesama aktivis. Musuh terbesar kita adalah iblis dan bala tentaranya. Mereka senantiasa akan merusak ukhuwah kita dari kiri, kanan, depan, dan belakang (QS. Al A’raf: 17). Hendaknya kita senantiasa ingat akan janji iblis untuk menyesatkan hamba-hamba-Nya (QS. Al Israa:62). Ini akan menjadi landasan kita untuk selalu menatap saudara kita dengan penuh kasih sayang karena boleh jadi saat saudara kita menyakiti kita, adalah lantaran banyaknya syetan di sekelilingnya yang terus menerus membisikinya untuk membenci kita, demikian pula sebaliknya, bisa jadi syetan menghembuskan prasangka-prasangka di dalam benak kita. Maka, mari kita jadikan syetan sebagai musuh bersama.

6. Sukses da’wah bukanlah karena kehebatan kita

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka, bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar…” (Al Anfâl: 1)
Ayat ini menyatakan bahwa kemenangan dalam medan peperangan, pun dalam suksesnya da’wah, bukanlah karena kepintaran kita dalam membuat strategi da’wah, tetapi tak lebih karena pertolongan dari Allah. Jika tidak, maka apa bedanya kita dengan Qarun yang berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku…..” (QS. Al Qashash:78). Dan kita lihat bagaimana ending kehidupan dari Qarun yang ditenggelamkan Allah Subhnahu wa Ta’ala ke perut bumi.

7. Mujahid itu teman kita sendiri

Mujahid dan mujahidah itu sesungguhnya ada di sekeliling kita, di dekat kita. Ya, bisa jadi mereka adalah teman-teman kita sendiri. Maka sangat aneh bila kita kerap kali menitikkan air mata saat ingat mujahid-mujahid di Palestina, Iraq, Chechnya, Afghanistan, dan lain-lain, tetapi dengan saudara-saudara mujahid di sesama lembaga saja, kita tidak bisa berlapang dada.

8. Ingat Kematian

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat mati, sebab seorang hamba yang banyak mengingat mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya, dan Allah akan meringankan baginya rasa sakit saat kematian.”

9. Doakan di shalat malam kita

Doa adalah senjata orang-orang beriman dan bila kita mendoakan saudara muslim kita tanpa sepengetahuannya, maka para malaikat akan berkata, “untuk kamu juga…”. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorang Muslim pun mendoakan kebaikkan bagi saudaranya sesama Muslim yang berjauhan melainkan malaikat mendoakannya pula. Mudah-mudahan engkau beroleh kebaikkan pula.” (HR. Muslim)

Penutup


Menyatakan diri sebagai orang beriman, sebagai seorang du’at (pengemban da’wah), sebagai seorang aktivis da’wah, sesungguhnya mengandung konsekuensi yang tidak ringan. Yaitu kita senantiasa akan mendapat ujian keimanan dari sang pemilik 99 Al Asmaul Husna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara Kamu………." (QS. 9:16). Dan di surat lainnya, “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta macam-macam cobaan.” (QS. Al-Baqarah:214)

Tersenyumlah dalam duka dan tenanglah dalam suka. Insya Allah dengan mengingat sembilan energi positif, akan membuat kita bersabar, dan enggan berpisah dari jalan da’wah ini. “Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 139). (AW)


Sumber : ihwansalafy dari Hudzaifah.org

Safari Shubuh DPRa Benda Baru

Minggu, 02 November 2008

PKS Pamulang Online: Tidak seperti pagi-pagi biasanya, pagi ini (ahad, 4 dzul Qaida 1429 /2 November 2008) bagi kader PKS Benda Baru merupakan pagi yang berbeda, mengapa? karena di pagi yang sejuk itu para kader PKS dari DPRa Benda Baru bersiap-siap untuk sholat shubuh berjamaah di masjid Jabal Rahmah -Vila Dago, Pamulang.
Meski masjid ini tidak terlalu besar namun terlihat asri dan nyaman ruangannya juga ber-AC, hal ini semakin membuat jama'ah betah berlama-lama di dalam masjid. Saat shalat dimulai, para jama'ah yang berjumlah kurang lebih 48 orang ini melaksanakannya dengan khusyuk. Hadir di pagi shubuh itu sekaligus sarana silaturahim dengan warga dilingkungan masjid Jabal Rahmah Ust.Ir.H.Ruhamaben,MSAe. Beliau adalah ketua DPD PKS Kabupaten Tangerang yang sekaligus juga CaLeg PKS dari Dapil 6 Tingkat Kabupaten. Dalam kesempatan yang penuh dengan ukhuwah dan keakraban, Ust. Ruhamaben memperkenalkan diri dan memberikan taushiahnya kepada para jama'ah shubuh yang dengan sangat antusias mendengarkan. dalam taushiahnya Ust. Ruhamaben mengingatkan kepada kita bahwa dalam perjuangannya kaum muslimin harus merapatkan barisan, jujur dan professional agar agenda-agenda umat yang tengah diperjuangkan dapat berhasil dengan baik. Sebelumnya di pekan yang lalu safari shalat shubuh ini diadakan di masjid Attaqwa I.


Anto, Benda Baru, PKS Pamulang Online, mengabarkan

Selamat Datang Kota Tangerang Selatan

Sabtu, 01 November 2008

Informasi penting bagi warga masyarakat Ciputat, Pamulang, Bintaro dan Serpong bahwa nama-nama daerah tersebut segera tercatat sebagai Kota Tangerang Selatan.

Mereka bukan lagi warga Kabupaten Tangerang, karena DPR RI pada Rabu (29/10/2008) sepakat mengesahkan pemekaran Kota Tangerang Selatan dari salah satu kabupaten di Provinsi Banten tersebut menjadi Kota Tangerang Selatan.

Sejumlah daerah yang termasuk Kota Tangerang Selatan antara lain, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, dan Kecamatan Setu.

"Dibentuknya daerah baru ini kiranya dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan ekonomi di wilayah tersebut," ujar Mendagri Mardiyanto dalam sambutan pemerintah dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR/MPR RI, Rabu (29/9).

Kota Tangerang Selatan dimekarkan bersama dengan 11 daerah lainnya yaitu Kab Tambrauw (Papua Barat), Kab Pulau Morotai (Maluku Utara), Kab Intan Jaya (Papua), Kab Deiyai (Papua), Kab Sabu Raijua (NTT), Kab Pringsewu (Lampung), Kota Gunung Sitoli (Sumut), Kab Nias Utara (Sumut), Kab Tulang Bawang Barat (Lampung), Kab Mesuji (Lampung), dan Kab Nias Barat (Sumut).

Sumber : warnaislam.com

Entri Populer

Kolom

Pemilu dan Pilkada

 

© Copyright PKS Bersama Melayani Rakyat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.